Jumat, 20 September 2024

Abdi Kopi, Cimahi

Kemarin, entah bagaimana aku terbawa arus kendaraan iring-iringan TNI, tiba-tiba tempat tujuanku terlewat, dan aku memukan kedai kopi yang sudah lama kudengar namanya, konon katanya pemilik tempat ini adalah salah satu teman SMP-ku, tapi sungguh aku lupa. Nampak luar sepertinya suasana didalam hangat dan intens, begitu masuk aku langsung berpikir, "tipikal kedai yang harus dideskripsikan lewat tulisan". Kenapa? Karena memang sanyaman itu. Bagiku yang selalu mencari tempat agak tertutup, tempat ini memang sangat mengekspose bagian dalam kedai, jelas terlihat dari luar yang memang jalan besar dicimahi. Disamping pintu masuk tersimpan rak helm, buatku sangat pengertian, karena lokasinya benar-benar pinggir jalan raya, akupun akan khawatir jika helm-ku kusimpan diluar meski masih terlihat dari dalam, hehe. Kupilih kursi dekat pojokan, terdengar alunan musik dengan volume yang sopan, tidak mengganggu, tapi cukup untuk mengisi kekosongan suasana. Saat aku datang ada 2 orang pengunjung yang sibuk dengan laptop & tabnya masing-masing, artinya mereka datang sendiri, pun dengan aku. Kami masih bisa fokus dengan kesibukan masing-masing tanpa terganggu suara bising, hanya saja memang suara deru kendaraan cukup terdengar karena memang pinggir jalan raya. Kali itu kupesan segelas "Japanese coffee" asam favoritku, barista merekomendasikan salah satu beans yang mereka punya, Anaerobic Natural Talun Sentosa dari Pangalengan Jawa Barat, milik Arsana. Rasanya aku tidak asing dengan logo dan nama "Arsana", rasa-rasanya orang perkopian yang sudah lama kukenal, tapi aku lupa? Seingatku, biji kopi milik Arsana memang tidak mengecewakan. Intinya aku puasss dengan japanese yang kudapat. Sambil mengerjakan modul mengajar, tiba-tiba aku merasa lapar, kupilih menu yang tidak terlalu berat, pilihanku jatuh pada Omelete Sausage, aku tidak begitu berekspektasi pada menu ini, kupikir akan sama dengan omelete biasanya. Tiba datang pesananku, pada suapan pertama, Masyaa Allah, enak!! Lembuuuut sekali, dan yang mengejutkan, brown sausnya so blended dengan rasa omelete nya, melted bangeeettt, pliss seenak itu! Ketika dua pengunjung lain pulang, hanya aku yang tersisa, dimeja sampingku seorang barista dan rekan kitchen nya duduk, menikmati makan malam dan rokok mereka, cara mereka mengobrol menurutku sangat sopan, berbicara dengan suara pelan, sama sekali tidak menggangu pengunjung. Kenapa kubilang begitu? Karena biasanya, saat sepi pengunjung, pegawai kedai selalu mengobrol dengan suara cukup kencang hingga aku bisa mendengar pembicaraan ringan mereka, menurutku itu agak kurang sopan, menyeduh dan menyajikan pesanan sambil mengobrol, seolah aku tak ada disana. Biasanya aku tak akan datang lagi ketempat seperti itu. Tapi Abdi Kopi, bisa kubilang sangat beretika, dari menyajikan volume musik, pelayanan, hingga obrolan antar pegawai, sangat sopan. Terimakasih. "Tak selalu berarti, namun melahirkan inspirasi", aku terkesan dengan tulisan besar dikaca depan kedai mereka. Setelah masuk, melihat konsep interior, merasakan sajian, dan pelayanannya, aku setuju, kedai ini menginspirasi dan membuatku kembali ingin menulis tentang kedai (lagi), setelah hampir 4tahun aku berhenti menulis. Besok-besok, aku yakin akan kembali kesana. Terimakasih Abdi Kopi, Cimahi.

Toko Roti Aromanis - Kopi Pasar Atas

Nampaknya aku sedang tergila-gila dengan tempat-tempat bernuansa "jadoel". Sudah lama kutahu rekomendasi penjual roti yang "katanya" enak. Tampak depan cukup menarik, meski kurang menjanjikan, namun ternyata, sourdoughnya hmmm! Cukup untukku, enak. Maksud hati aku ingin menulis ini disana, rupanya konsepnya bukan untuk menongkrong, hehe. Tidak ada meja, hanya kursi kayu panjang untuk menunggu pesanan, jadi kupesan saja satu Cranberry Cream Cheese dan segelas Iced Latte. Isian cream cheese di sourdoughnya menarik, aku bukan pecinta sourdough btw, tapi untukku ini agak padat sedikit keras, sedikit, tapi aku suka asam-asam cranberry nya. Yang kutau, pemilik tempat ini sama dengan pemilik salah satu kedai kopi langganannku, jadi untuk latte kuyakin akan enak, namun sepertinya ada sedikit rasa yang berbeda, sedikit tidak lebih creamy dari latte yang biasa kucoba dikedai satunya, tapi masih aman dan bisa kunikmati. Tempat ini cocok sekali untuk take away bekal pagi untuk sekolah / bekerja. Ramah anak, karena "No Smoking & No Vaping". Tidak banyak yang bisa kusampaikan. Tapi, besok-besok aku ingin roti&kopi, one stop place yang cocok sepertinya memang tempat ini.

Resto Jadoel yang namanya belum ingin kusebutkan

 Sebelumnya, mari kita ingat kapan kali terakhir menulis blog? 😬


Kemarin, entah bagaimana aku tiba-tiba merasa ingin coba kopi disalah satu kedai di Cimahi. Tiba-tiba menginspirasi untuk kembali sedikit review tentang kedai-kedai lagi.

Hari ini, entah bagaimana pula aku bisa masuk kesalah satu resto kecil (sebutlah resto), di daerah cisangkan-cimahi. Sudah sejak 2-3thn lalu aku penasaran ingin datang ketempat ini, tapi ntah kenapa belum juga kulakukan. Sejujurnya aku penasaran dengan tempat dengan tema 'jadoel' ini, beberapa kali kulihat di media sosial, tampaknya cukup unik, menarik.

Dari pintu masuk tampak seperti gang biasa, gerbang gayu kecil yang menurutku agak "spooky", tema jadoel nya sangaat terasa. Terlihat sekitar 10-12 orang sedang menikmati waktunya masing-masing, beberapa bersenggama bersama teman-teman semejanya.

Saat melihat menu aku cukup tertarik dengan "Kopi Sanger", kopi khas Aceh yang memadukan kopi hitam dengan kental manis, ada beberapa varian dan kupilih Kopi Sanger Kayu Manis. Tidak berselang lama pesanan kopiku datang, hangat, kuseruput kopiku, tidak begitu manis seperti yang pernah kurasakan di Aceh sana, namun aroma kayu manisnya cukup kuat, rasa kopi dan manisnya tidak terlalu terasa. Sejujurnya aku cukup kecewa, tapi berhubung kopi sanger sendiri berarti "Saling Ngerti", jadi, yasudahlah, kucoba untuk mengerti saja, hehe.

Disini banyak sekali varian menu makanan dan minuman, aku coba pesan Oseng Mercon, makanan khas Jogja katanya, aku tidak tau bagaimana oseng mercon versi jogja asli, yang kutau, masakan ini berbahan dasar iga yang dioseng dengan berbagai macam cabai, itulah mengapa disebut 'mercon', pedas meledak seperti mercon. Tampilan awal cukup menggugah selera, merah segar sedikit berminyak, didominasi oleh sambel mercon, didampingi nasi hangat tentunya, juga goreng bakwan hangat. Sebelum menulis ini aku penasaran, kuicip lagi rasa sambalnya, ternyata masih sama, menurut lidahku yang suka gurih, rasanya kurang, pun dengan sajian utamanya "iga", kudapati hanya satu potong iga bercampur tetelan, sisanya semua potongan tetelan. Kuyakin aku sedang kurang beruntung, hehe. Bakwan (bala-bala dalam basa sunda) hangat cukup mengobati, meski agak padat didalam, dan terlalu kering diluar.

Tapi aku bersyukur mesih diberi nikmat tempat yang nyaman, harum aroma kopi, sambal, gorengan, dan tentu saja kayu manis dari gelasku.

Suara-suara samar dari orang-orang yang berbincang, suara memasak dari dapur, suara kendaraan yang lewat dari komplek sebelah, masih bisa terabaikan dengan suara burung dan tonggeret, khas pedesaan sekali.

Jendela-jendela kayu usang yang dimodifikasi menjadi tembok, beberapa ornamen tanaman hijau pamanis, juga lantai batu kerikil dan kayu jalan setapak sangat memanjakan mataku.

Cukup menarik untuk kalian yang ingin nuansa jadoel, meski pilihan menuku kurang cocok denganku, siapa tau menu lain lebih memuaskan. Jika ditanya apa aku akan datang lagi? Yes! Besok-besok mungkin aku akan coba kembali.😉

Senin, 09 Maret 2020

Ex-psycoffeedelic, gudang motivasi

Bissmillaah...
Entah sejak kapan hati ini selalu terpaut dengan Kedai Kopi. Bahkan dengan ex-kedai kopi :)
Alhamdulillah sore ini, Allah jodohkan aku bertemu seorang guru, seorang teman sharing, yg lama nian tidak bertemuuu~~~ (sing a song).

Rencananya cuma dateng ke dokter, berhubung dapet antrian panjaaang, ya sudahlah, kita mampir cari kopi dulu aja sebentar. Padahal ada kedai kopi yg pasti buka, tapi penasaran sama kedai kopi yg mempertemukan aku & suami dulu. Yap! Psycoffeedelic, sayang ny sekarang sudah bubar jalan balik kanan, berdiri dengan usahanya sendiri-sendiri. Karena minggu lalu kebetulan lewat ada keramaian, ku pikir ada kedai baru yg buka, ternyata nihil.

Alhamdulillah, begitu sampai digerbang ex-kedai, kulihat seorang bapak tua, tua-tua produktif! Iyes! Oom Bas sapaan beliau. Seorang konsultan individual, yg meski sudah tidak muda, tapi makin matang dengan jasa konsultan nya. Ngiri betul anak muda yg masih kurang produktif ini Oom.

Alhamdulillah Allah berikan lagi rezeki silaturahim. Banyak sekali sharing pengalaman, sharing hidup kami saat ini setelah hampir 3 tahun absen bertemu.
Ingat betul Oom gaul satu ini dengan latar pendidikan ku, dan menyayangkan karna saat ini aku mengabdikan diri full time untuk keluarga. Sebagai seorang pekerja yg sering bertemu dengan banyak relasi, beliau menyayangkan kondisi ku, sebutlah lulusan S2, aktif dan bebas, harus menjadi Ibu Rumah Tangga, tapi beliau sama sekali tidak meremehkan profesi ku saat ini, sangat mendukung dan memotivasi, agar aku tetap produktif sebagai full time mother. Bahkan beliau sarankan beberapa kegiatan yg memungkinkan untuk aku jalankan dirumah agar tetap produktif dan berpenghasilan.
Bahkan, beliau bermaksud menawarkan ku pekerjaan yg bisa kulakukan dirumah, jika kebetulan pekerjaan beliau membutuhkan jasa ku.

Alhamdulillah, bagiku itu sungguh semangat dan motivasi yang luar biasa, terlebih dari seorang yg tau aku sejak dulu, yg sadar betul betapa aku adalah wanita karir yg terbuka pada banyak orang, dan bebas. Beliau yg selalu mendukung anak-anaknya, tanpa pernah mengekang, bahkan padaku yg hanya pernah kenal dari kedai kopi.

Tidak dapat kopi, tapi Alhamdulillah dapat yg lebih bermakna. Terimakasih oom bas, sehat selalu, sukses selalu, dan bahagia selalu.


"Oom itu, ngga pernah meninggalkan teman, teman itu ASET buat Oom".
-Oom Basuki Abdulah-

Minggu, 01 Maret 2020

Warkop Djio - Aroma Nostalgia

Bissmillaah..

Gemes banget dari semalem pengen cerita soal kedatangan ke warkop satu ini.
Setelah mereka buka 3 tahun lamanya, selama itupula aku janji sama Si Owner buat mampir, namun tak kunjung jua aku datang 😁

Berbekal wacana ngopi berdua bareng Suami, yg berkali-kali gagal karna anak-anak tak kunjung tidur cepat. Dilanjut minggu berikutnya anak pertama sakit, minggu berikutnya anak kedua gantian sakit, minggu berikutnya aku yg sakit, minggu setelahnya suami yg kurang enak badan. Masya Allah alhamdulillah Allah masih sayang kita. Lalu sesehatnya kami semua, jadwal tidur anak-anak yg belum normal.
Dan, alhamdulillah akhirnya Allah kasih kami kesempatan, dimana kami semua sehat, jadwal tidur anak-anak normal, jam 8 malam, 8.30 malam aku bisa jemput suami pulang dari Jakarta, sementara anak-anak kami titip sama Nenekny, Ibuku tercinta, dan suami bilang "iyasok cari aja mau ngopi dimana".
Sunggu itu pertanyaan yg membingungkan, karna biasanya kami ngopi dimana disana selalu ada teman kami sebagai barista atau ownernya. Atau memang kami janjian dengan teman-teman lain.
Kali terakhir kami ngopi bener-bener berdua, di @warkopudinwati cigugur, karna yg kenal dengan barista saat itu cuma aku, suami lebih banyak diem karna mungkin sedang kurang mood juga untuk nongkrong sebetulnya. Alhasil kami berdua cuma minum kopi & ngemil baso aci milik masing-masing, dan sibuk pegang handphone masing-masing. Ngga ada hal penting yg perlu kami bicarakan. Saat ngopi berdua suami kaya gitu buat kami adalah "awkward momet".
Kok gitu sih suami-istri? Iya, kami memang begitu. Kalau bukan diskusi soal pekerjaan atau informasi penting, jarang sekali ngobrol berdua. Padahal kami ketemu cuma weekend, kalau ketemu pasti disibukan dengan urusan anak-anak.
Kalau ada hal perting yg harus dibicarakan/diskusi, kami lebih nyaman via chat, karna LDR, cuma itu yg mempersatukan kami. Ngga apa-apa, ada hati kami yg Allah atur untuk selalu saling dekat, saling berkomunikasi dengan Allah untuk menitipkan satu sama lain. Duh! Romantisnya Allah ♡ Alhamdulillah.

Iya, kebetulan saat itu ada kabar gembira yg ingin Suami sampaikan terkait pekerjaan, akhirnya kami ngga terlalu canggung, meski aku selalu berusaha melontarkan pertanyaan-pertanyaan yg relefan, yg akan dijawab suami dengan jawaban yg cukup panjang, mengingat hemat bicaranya suami 😁

Alhamdulillah, ditengah kebingungan mencari tempat ngopi, dimana kami ngga kepikiran lagi ada dimana temen-temen ngopi kami dulu, ada satu kedai yg hampir setengah windu ingin kudatangi. Kebetulan owner sekaligus baristanya adalah teman kami. Yup! @warkopdjio, @bobbyazhari yg sekian lama kujanjikan kedatangan, akhirnya terbayar janjiku.

Kedatangan pertama aku seneng banget! Akhirnya merasakan kembali suasana kedai kopi, sederhana, tapi hangat, selalu ada hal yg bisa diperbincangkan. Aku tuh seneng ngobrol, seneng denger orang ngobrol. Terlebih dari obrolan itu ada ilmu baru dan manfaat buat kita yg ada disana. Tukar banyak informasi, ngga cuma perkara perkopian, tapi juga salah satunya informasi pekerjaan, mudah-mudahan Allah buka pintu rezeki seseorang lewat silaturahim kita malam itu.

Sebetulnya kalau saat itu nyantai, bisa banget kami beli makan dari foodcourt (eh apa ya itu namanya, pokok ny yg banyak banget kedai jual makanan berat & kudapan. Lokasinya bersebrangan dengan Lapangan Rajawali. Lokasi Warkop Djio ini cuma 5 menit, adem, sepi (kalo malem, ehe), ngga ada ribut-ribut kendaraan lalu lalang gitu, untuk kami yg suka suasana seperti itu enak banget.
Nah satu lagi juaranya, sebelah kedai ada banget warung--yang--jual--rokok--kéténgan--SEMUA--MERK !! Inceran Suami banget, yg kalau merokok hanya sesekali, biasanya hanya saat nongkrong-nongkrong.
Pas juga doong buat kamu-kamu yg lagi membatasi diri dengan kepulan asap rokok? (Padahal ngirit juga, ehe).


Warkop Djio, Jl.Pasir Kumeli No.40B. Cimahi

Masih canggung karna baru ngopi lagi, kami cuma kasih senyum sama pengunjung lain, bahkan ngga kenalan sama barista yg seduhin. Lebih kepada masih berusaha mencairkan suasana hati masing-masing daripada mencairkan suasana di kedainya itu sendiri.
Jam 11 malam, aku masih mantau kondisi anak-anak via whatsapp ke Nenek ny, alhamdulillah ngga ada yg bangun. Akhirnya kami pamit pulang, masih dengan pikiran masing-masing, dan--selesai.

2 minggu kemudian, tepatnya malam tadi, kebetulan suami balik ke Jakarta ngga pakai bis seperti biasanya, Suami berangkat pakai kereta dari Stasiun Cimahi, kebetulan dekat dengan Warkop Djio. Suami tau sudah lama juga aku perlu stok bean dirumah, akhirnya kuminta suami buat mampir lagi ke Warkop Djio untuk minta bekal kopi susu & bean untuk aku dirumah dan suami di kantor.

Ini yg aku sebut "The Power of Silaturahim". Ada aja rezekinya, rezeki ngga selalu berupa materi, kali ini kaya ada rasa "bahagia" dan "nostalgia" yg lamaaa banget ngga kurasain. Lebay ya? Gimana dong memang begitu adanya.
Hal sederhana tapi mengena, padahal ngga sampai 1 jam kami disana.
Pertama datang, kami liat ada 2-3 orang pengunjung laki-laki, dan 2 pengunjung perempuan berkerudung. Ciri khas kedai kopi, setiap datang pengunjung baru, semua yg disana ikut senyum untuk menyapa. See? Betapa "somèah" nya orang Indonesia, aku bersyukur untuk itu. Kebetulan, salah satu pengunjung wanita senyum saangaatt lebar padaku, kubalas semanis mungkin. Kedua kali kami ngga sengaja bertatapan, lagi-lagi senyum itu mengembang, ada sedikit perasaan senang disapa semanis itu oleh wanita yg ntah siapa. Kali ketiga masih ngga sengaja bertatapan, senyum lagi. Aneh rasanya kalau ngga saling bertegur sapa, kutegurlah "dari mana mau kemana teh? Bawa tas penuh gitu? Hehe", dia jawab , "dari sana mau kesini, sengaja, hehe. Teteh dari mana? Kerja dimana?".
Kujawab lagi, "ngga, aku dirumah aja, mau anter suami ke stasiun balik kerja lagi, mampir dulu, hehe. Teteh kerja dimana?". Dia jawab kalau dia seorang bidan di salah satu klinik yg dia pikir aku ngga akan tau karna lokasinya jauh dengan rumahku yg aku sebutin sebelumnya. Aku cuma "oh gitu, hehe", dan basa-basi selesai.
Ternyata mereka masih diem disitu, suami masih merokok diluar karna ada 2 wanita didalam kedai. Sementara bobby barisata sekaligus owner yg juga kebetulan teman kami masih sibuk dengan pesanan 2 wanita tadi. Awkward kalau kami diem-dieman setelah saling sapa tadi, akhirnya kubuka lagi pembicaraan diantara kita dengan memastikan bahwa mereka adalah seorang Bidan, lalu dilanjutkan dengan pertanyaanku seputar vaksinasi untuk anakku, yg dia jawab dengan semangatnya, semangat ramah dan melayani seorang penyedia jasa kesehatan. Aku suka, senang sekali dapat jawaban seramah itu diluar pekerjaan mereka, tapi masih dengan SOP yg seperinya sudah mendarah daging. Kalau saja aku bos mereka, sudah kunaikkan gaji mereka untuk meramahannya. Sukses selalu bu bidan yg ntah siapa namanya. Ehe. Ngga lama, kedua wanita itu pamit. Barulah suamiku masuk kedai, masih dengan rokoknya.

Dari obrolan singkat itu saja, energi positif mulai tumbuh disana. Dapat rezeki berupa ilmu baru dari si bidan muda tadi.
Selepas kedua wanita tadi pergi, pemilik kedai bertanya, "Teh kenal sama yg tadi?", kujawab "Ngga" *nyengir* .
Beberapa orang terkejut melihat kami yg langsung ngobrol akrab seperti sudah saling kenal. Justru aku yg akan terkejut kalau sampai di kedai kopi tapi tidak ada satupun orang baru yg disapa. Se-magic itu kedai kopi untuk ku. Seperti kali pertama bertemu suami, disebuah kedai, dengan sapaan basa-basi berakhir menjadi pasutri. Alhamdulillah. Sebegitu berkesan nya kedai kopi untukku. Seperti lagu "Falling in love at a coffee shop".

Akhirnya si empunya kedai terpancing curhat, bahwa salah satu dari wanita tadi adalah "mantan" nya yg "pernah semengejar itu". Kutanya "seberkesan itukah dikejar?" Karna nampaknya Dia "sesenang itu" menceritakannya.
Sekilas teringat, apa aku juga pernah "semengejar itu" pada seseorang dulu? Apa aku juga masih "seberkesan itu" buat seseorang?
Ah sudahlah, ngga "sepenting itu" juga pemikiran itu. Lebih fokus ke pikiran yg sekaligus kulontarkan pertanyaan pada Suami, "dulu Ajeng ngejar kamu juga ngga Bii?", Suamiku cuma jawab "Ngga tau, lupa", iya-- "sesingkat itu" memang jawaban-jawaban suamiku meski kupancing dengan kail secanggih apapun, bikin gemas memang, itu juga yg bikin aku selalu penasaran, ngga pernah ngga cinta. Duh!

Rezeki lagi, rasa bahagia yg memancing pikiran-pikiran nostalgia kenalnya aku & suami dulu. Bagaimana dulu cara kami dekat, tanpa ada pernyataan cinta, tanpa ada kalimat lamaran, tiba-tiba dengan kuasa Allah, jadilah kami merencanakan pernikahan. Apakah dulu aku "mengejar" suami? Atau suami yg mengejarku? Gemas aku dibuatnya oleh pikiran iseng malam itu. Alhamdulillah.

Ditengah pikiran nostalgia tadi, Allah selipkan lagi "another aroma nostalgia". Tiba-tiba kucium bau asap rokok yg rasanya melekat dihati, aroma yg tidak asing, tidak lagi ku jijik seperti hal nya saat hamil pertama. Kutanya suami, sambil mengendus enak, "rokok apa itu bii? Kayak nya ngga asing? Wangi nostalgia, enak" sambil tersenyum nakal. Suami menjauhkan batang rokok tadi, khawatir aku ingin menghisapnya lagi. Benar! Jenis rokok favorit ku--dulu--dulu sekali. Tidak ada sedikitpun niatku untuk menghisap nya, terlebih saat ini, saat aku masih harus menyusui bayi kecilku. Tak akan pernah aku rusak kualitas ASI ku dengan racun yg disebut rokok itu.
Tapi aku hanya senang mencium aromanya sedikit, seperti kembali kemasa dimana aku masih sering bersilaturahim dengan banyak orang-orang baru di banyak kedai kopi yg kudatangi. Saat beban hidup hanyalah thesis & deadline pekerjaan. Aku rindu, tapi bahagia. Another gift from Allah, rezeki lagi, kan? Alhamdulillah, lagi.

Belum habis rezeki yg Allah curahkan malam itu, baru untuk ku seorang, belum lagi untuk yg lain yg juga ada disana saat itu. Maha Baik Allah, subhanallah.
Aku bahagia karna ternyata botol kaca yg kubawa dengan tidak sengaja, memberiku diskon 15% untuk kopi susu yg ingin kubawa pulang. Betapa baiknya Warkop Djio untuk pelanggan nya bukan? Jarang banget ngga sih warkop kaya gini? Aku 'sih appreciate sekali sama yg begini. Merapat kuy!

Bawa tumblr mu sendiri dan dapatkan diskon 15%

Warkop biasa buka jam berapa 'sih? Sorean 'kan? WhAattt??! Warkop Djio sekarang buka dari jam 11 siang sampai jam 11 malam?? Wooww!! (maap lebay) Barangkali ada yg mumet siang-siang, atau ngebet ingin kopi rada pagian? DM saja Si Pemilik Kedai, sepertinya available 😝 oh iya, boleh di note, buka nya setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, jum'at, sabtu, minggu 😊

Buka SETIAP HARI, 11 siang - 11 malam
Ngga suka kopi? Aku pribadi sedih sebetulnya kalau ada yg ngga suka atau ngga bisa minum kopi, 8 itu soalnyaaa~~ gak apa-apa, ada minuman segar-segar untuk kalian penikmat susu & minuman manis lainnya. Menu instagramable lainnya, yg happening saat ini, kopi cantik--apalagi kalau bukan "latte art" nya. Kata mimin nya mereka, "Ngopi ma cuma istilah aja untuk ketemu dan ngumpul bareng. Gak mesti minum kopi, minum coklat atau teh juga jadi", aku sepakat dengan ini, itulah mengapa sekarang banyak wanita-wanita nongkrong di kedai-kedai kopi.
Jangan lupa juga pantengin akun instagram nya @warkopdjio supaya tau Today's Promo nya. Selamat ngopi teman-teman. Aku lanjut curhatnya. Ehe.

Today's Promo, update sama Barista yg jaga ya!

Power Rangers ala Warkop Djio

Rezeki kan dapat potongan harga? Belum habis jua, aku & suami minta dibungkuskan bean untuk stok dirumah & dikantor. Si pemilik kedai bilang untuk bawa saja bean yg ada. Masya Allah, rezeki sekali, sebagai IRT yg mulai selalu berhitung perkara finansial, aku senang. Tapi aku & suami sadar penuh, walaupun mereka berniat memberi, tapi mereka sedang menjalankan usahanya, teman ya teman, tetap harus profesional, ngopi ya bayar!
Akhirnya kami setengah memaksa memberikan uang untuk bean yg kami bawa, ada rasa bahagia karna mungkin kami membahagiakan orang lain. Tenyata rasa itu Allah curahkan pula pada Si Pemilik Kedai, dia kembalikan lebih dari separuh uang yg dia berikan pada kami sebagai "uang kembalian". Masya Allah, berasa dapat hadiah gitu rasanya. Yg mana aku ini bisa amaat sangaat bahagia karna pemberian kecil dari seseorang.
Terlebih niat baik yg seketika Allah balas dengan kebaikan pula. Ini rezeki paling besar dari Allah saat itu, disana. Menerima banyak sekali kebaikan, dari banyak orang. Lagi-lagi, "fabiayyialaa irabbikuma tukadzibaan - nikmat Tuhan mana lagi yg kamu dustakan?".

Tidak seperti kedatangan pertama, kali ini aku mulai menyapa semua pengunjung yg ada sebelum pulang, ciri khas kedai kopi banget!

Sampai rumah, Allah beri lagi rezeki, nikmat semangat menulis yg lama hilang ditelan malas, tiba-tiba muncul entah darimana. Alhamdulillah.





Warkop Djio
@warkopdjio
Jl.Pasir Kumeli No.40-B, Cimahi
Senin-Minggu, 11 am - 11 pm

After Long Long Journey! I'm back KOPI !

Bissmillaahirrahmaanirrahiim..
Assalamu'alaikum.wr.wb

Aaarrrrrrrrhhh!!!
Masya Allah kurindduuuu it's been a looong loooong tiiime no seeeee !!
Gilak! Ini udah lama banget ngga nulis di blog yg  satu ini! Saking excited nya sungguh bingung mau nulis mulai dari mana?
Selain karna udah lama ngga nulis disini, juga karna yg mau ditulis itu sesuatu yg sangaaaaatttt dirindukan.
Duh Masya Allah darimana ini darimana ya mulainya??? *kocar kacir*

Baiklah, bissmillaah! *ehem*


Setelah sekian purnama, nggak nongkrong sambil ngopi, bareng si Dia yg kini sudah resmi jadi suami dan ayah dari kedua anak-anak batita ku.
Postingan terakhir baru kenal dia, dan baru post lagi sekarang, setelah hampir 3 thn, Masya Allah..
Nuhun Yaa Allah masih berkesempatan untuk sedikit produktif manfaatin waktu seperti ini.

Iya, karna sejak kenal si Cinta (versi Ajeng) ini, mulai disibukkan dengan perkara taarufan (taaruf nggak syar'i waktu itu :( ), lalu sibuk prepare nikahan, lalu asyik dengan program ingin segera hamil, lalu alhamdulillah disibukkan dengan kehamilan pertama, lalu sibuk menjadi seorang ibu baru, dan officialy jadi IRT! lalu tak lama sibuk hamil anak kedua, lalu sekarang sibuk beradaptasi menjadi The Mother of Two!

Itulah mengapa jarang banget nulis blog, padahal tidak dipungkiri, sejak menikah masih suka kok nongkrong-nongkrong sama suami di warkop-warkop.
Beberapa dijakarta, kalo nggak salah daerah kemang? Eh? Lupa lupa, dan lupa juga tapi nama tempatnya, bukan warkop sih itu, cafe-cafe kota gitu. Kopi selera Ibu Kota gitu ya? Gaya-gaya americano-an gitu? Pait. (Iyalah pait, kopi helaah). Bukan nggak enak, enak kok, tapi mungkin kurang pas aja sama selera. Kopi memang gitu, kan? Kayak nya ngga ada kopi nggak enak, cuma kalo yg kurang sesuai sama lidah dan kebiasaan, banyak.
Selain cafe itu tadi, kalau di jakarta paling ☆bucks dan palingan apa ya? Coffee di J.Co? Udah lah ya, yg itu nggak perlu di review, semua tauuu rasanya. Ehe.

Selain jakarta, setelah nikah kita tinggal di Karawang. Cuma beberapa kedai kopi yg pernah kita cobain. Pertama itu, apa ya namanya, inget-inget lupa, hampir 2 tahun lalu, Kopi Bos? Lokasinya deket banget sama Stasiun Karawang. Inget banget seduhan waktu itu memang agak mengecewakan, inget banget, rasanya "gosong". Sedikit mengenang, waktu itu yg seduhin Almarhum siapa nggak tau namanya, perawakan nya besar, nggak lama dari kita ngopi disana, liat postingan instagram @karawang_menyeduh, beliau meninggal, kaget juga. Waktu itu liat juga ada anak lelaki yg jauh lebih muda dari kami, saat itu usianya 14 tahun, namanya Mario, ternyata dia barista disana juga, masih dari akun instagram yg sama, ternyata anak lelaki itu jadi juara salah satu kompetisi menyeduh di Karawang, duh! Waktu itu jadi pengen coba seduhan nya, belum ditelusuri juga sih sekarang kedainya masih ada atau nggak, barista nya masih sama atau ngga. Tapi nggak tau kenapa, aku dan suami ngga dateng lagi ke kedai itu. Usut punya usut sekarang mereka pindah lokasi, sepertinya lebih kece, keren! @kedaikopiboss.
Ada juga @cozyfield.idkarawang, meski juga menonjolkan single origin nya, disini banyak juga menu makanan enak, kaya cafe-cafe di jakarta juga ini, adanya di sebuah Mall di karawang sana. Sepertinya sakarang udah ngga ada.
Nah, kedai satu ini, bikin kita nagih buat dateng lagi dan lagi. @kertakoffie ! Buat kami yg lebih suka kedai sepi tapi hangat, ini paling pas, apalagi lokasinya deket banget sama rumah kami dulu. Pertama dateng agak kaget, kedainya di rooftop sebuah guess house? Lantai 4? Atau 5? Eh lupa. Semi outdoor, asik kan buat kami-kami yg smoker ini. Hehe. Selain itu, owner nya juga asik banget diajak ngobrol-ngobrol, barista & roaster yg ciamik! Enterpreneur yg semangat bisnis nya pengen banget kutiru. Yg nggak nanggung-nanggung kalo udah curhat-curhat sama suami. Hihi. Paling penting, seduhan nya sedep, sesuai selera. Paling berkesan ketika disuatu kunjungan, mereka nawarin Cold Brew yg jarang banget ada, pas dicoba maaakkkkk! Asli itu enak banget! Sampe dibekel dan reorder dan dikulkasin diawet-awet saking takut nya abis, karna seduhan berikutnya belum tentu akan seenak itu lagi, mueheheh. Sampai ternyata hamil pertama, sedih banget aku yg penggila kopi & (maaf, saat itu) rokok, seketika anti bau kopi & asap rokok! Aneh memang hamil tu yaak? Akhirnya aku jarang banget kesana lagi, paling beberapa kali suami sendirian, aku dirumah, nunggu, oke nggak apa-apa, lakik juga butuh "me time". Padahal kalau saat itu aku punya semangat nulis, mungkin bisa jadi beberapa artikel kutulis tentang Kerta Koffie, sayangnya itu semangat nulis melebur entah gimana. Sampai ternyata aku harus resign, dan nggak sempet pamitan. Tapi insyaa Allah kita tetep keep silaturahim ya A' @ryanhidajat, sehat selalu bapake dan anake ya. (Kalau baca blog ini itupun ehe).
Karna udah dapet tempat pewe, kami ngga sempet hunting-hunting kedai lain. Adapun cafe, menyediakan single origin, tapi kurang sreg di lidah, jadi kita skip aja, tapi tempat nya oke kok, hiburan banget, daerah Galuh Mas, boleh ditebak ;)

Jakarta & karawang, setelah resign aku balik ke Cimahi, suami masih di Jakarta sampai sekarang. Sebelum hamil, kami sempet banyak juga ke beberapa kedai, kebanyakan kedai-kedai yg dimana disitu ada temen-temen kami sbg baristanya. Kenapa harus ada temen? Karna kami udah tau nikmatnya seduhan mereka. Bukan olo-olo, tapi aku kalo udah seneng sama seduhan seseorang, yauda percanya sama dia aja yg seduhin, sekali lagi, bukan karna yg lain ngga enak, tapi mungkin bukan selera lidahku aja, gitu. Dan lagi, kalau lagi pengen banget kopi, udah dari gelas pertama ngga pas, yaudah, males aja ngopi nya, nikmatin nongkrongnya, ehe.
Beberapa diantaranya yg aku inget, @cengharkopi cihanjuang, kedai pertama yg didatengin tepat 2 hari setelah nikah, sekarang lokasi udah pindah masih deket-deket situ juga.
Dulu ada Kopi Djongko samping PLN cisangkan, @mahoniandcoffee cihanjuang, @warisankopi sangkuriang yg kini hijrah ke Balikpapan, salah satu yg punya cerita amat menyentuh, harusnya bisa jadi 1 tulisan juga.
Yg sering banget kita datengin hampir tiap weekend - @coffeebilities, amat berkesan, kapan-kapan insyaa Allah kita kenang semua yg disana, dan banyak lagi, yg sangat disayangkan semuanya sudah tutup sekarang, tapi cuma tempatnya, penghuninya insyaa Allah masih di khasanah perkupian, meski ditempat yg lain.

Selain itu yg sampai saat ini masih eksis, area bandung-cimahi, kami pernah sengaja mampir ke
@geckocoffee18 di daerah tubagus ismail, owmer nya keren! @egi_nezki salah satu judge disetiap kompetisi seduh, yg pernah seduhin kami di @noarsbarncoffeenery dan buatin kita Espresso paling TOP sepanjang sejarah perkopian Ajeng! Amat berkesan! Belom ada lagi yg seenak itu! (Versi ajeng & bhakti). Eh tapi sekarang jadi @mikhacoffee di Kota Baru, juga cabang bandung nya @carita_mikha. Sayang sekali kami belum berkesempatan main kesana :(
Lalu @warkopudinwati yg sebelumnya udah pernah aku ceritain di blog ini, sekarang makin kece! Banyak banget kudapan nikmat buat temen ngopi kamu, roti gandum juaranya!
Yg ini karna deket banget sama rumah suami @grgecoffee sangkuriang, yg mau cuci mobil/motor, mesti lah icipin seduhan nya :)
Pernah juga mampir ke @mejakopi di Pandiga cihanjuang, juara sih @goldilocksroastery nya, kemasan drip bag coffee nya buat aku yg saat itu masih kerja tapi ribet seduh sendiri pake V60 dan kawan-kawan nya yg mana aku tak bisa jua pakainya, hiks.
Yang setelah itu lumayan sering aku datengin, terutama sejak melahirkan anak pertama, dimana aku perlu banget udara seger dan kopi enak, nuansa alam, pohon-pohon besar, interior macam rumah pohon, naik turun tangga semua serba perkayuan, ih keren juara ini mah! Dimana lagi kalau bukan @372kopi_kolmas yg sering disebut juga Kabuci. Pernah satu waktu request minta diseduhin Japanese Ice + lemon, nah! Cocok banget sama si Lidah yg biasanya cuma suka seduhan ajib nya mamang @tblucilleidrock & @masropi ! Fav banget emang kalian! Btw waktu itu diseduhin sama Aa @yusufucp_ yg apabila si Aa itu ngga ada, aku cari aman aja, minta es kopi susu. Karna pernah beberapa kali diseduhin sama yg lain kurang cocok hehe. Eh tapi pernah direkomendasiin teh @kiki_mulyani04 buat diseduhin sama katanya Head Bar nya, ahamdulillah itu enaaak juga! Sampe sekarang belom tau juga sih siapa si empunya seduhan. Makasi loh pernah menemani kepenatan IRT ini, tiap kali kesana sendiri, pasti saat lagi butuh penyegaran otak&hati, ngga lama, mungkin 30 menit dan kembali ke pangkuan anak-anak. Kapan-kapan mesti banget review tempat ini.
Nah lalu yg ini, @bekhacoffee padasuka, yg ngga tau kenapa, selalu ada aroma "reuni" disana, rasa reuni tau kan? Nostalgia kangen sesuatu tapi masih ngga paham itu apa, yg kalau didatengin sering-sering, mungkin akan hilang aroma rindunya, hehe. Mamang @den_joerigh ini yg luar biasa disana, energi alam nampaknya mendarah daging sama beliau ini, semangat nya ituloh yg luar biasa, masya Allah susah jelasin nya, kayak "rame" aja gitu, dalam arti positif ya, kayak tempat mempersatukan banyak orang gitu, duh ribet jelasinnya, pokonya cobain deh kesana, rasain sendiri, minimal kepoin dulu aja instagram nya, kerasa banget deh kegiatan-kegiatan nya itu juga yg bikin kaya ngga ada matinya!

Masih banyak banget sebenernya yg sempet kami datengin, tapi maaf mungkin aku belum inget apa lagi, hehe, kalau inget insyaa Allah ku edit tulisan ini.

Sebenernya inti dari tulisan ini, cuma Mukadimah untuk cerita tentang pengalaman di @warkodjio pasirkumeli yg dalam 2 minggu ini sempet aku dan suami mampirin. Kalau kutulis disini akan semakin panjaaaang, bukan sekedar review tapi cerita tentang pengalamanku aja.
Berhubung udah kemaleman, busui butuh istirahat cukup, jadi besok lagi ya nulisnya. Ehe.

Makasih loh kalau ada yg baca ini sampai beres.
Selamat malam, selamat menikmati kopi yg sudah mendingin karna cuaca selepas hujan. Aroma kopi campur harum tanah yg seger, masya Allah nikmat.







Karawang :
@kedaikopiboss
Comercial Area D'Plaza, Perumahan Resinda, Telukjambe, Karawang
@kertakoffie
Jl. Singaperbangsa No.18, D'Raya Guesthouse Rooftop, Karawang


Bandung :
@mikhacoffee
Pariwarna Niaga Kulon No.9, Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat
@carita_mikha
Tamansari Bawah No.1, Bandung
@norhsbarncoffeenery
Jl.Laks.M.U Nurtanio (Garuda) No.39, Bandung


Cimahi :
@warkopudinwati
Jl.Abdul Halim No.17 Cigugur Tengah, Cimahi
@grgecoffee
Jl.Sangkuriang No.55, Cimahi
@mejakopi
Pandiga Educreation Sport, Jl.Sirnarasa No.11, Cimahi
@goldilocksroastery
Kp.Sawahlega, Gg.Mekarbakti No.B-70, Cipageran, Cimahi
@372kopi_kolmas
Jl.Kolonel Masturi Km.3, Cipageran, Cimahi
@bekhacoffee
Lapang Tembak KONI, Padasuka, Cimahi
@warkopdjio
Jl.Pasir Kumeli No.40-B, Cimahi


Yg dirindukan :
@mahoniandcoffee
@warisankopi
@coffeebilities
@geckocoffee18
@kopidjongko

Selasa, 31 Desember 2019

After Recovery, since 1st Jan 2020

Bissmillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum.wr.wb

Tulisan-tulisan disini selanjutnya didedikasikan untuk diri sendiri.
Yang semoga kelak—jika suatu saat saya kembali membaca apa yang saya tulis—dapat menjadi satu refleksi diri, menjadi pembelajaran yang insyaa Allah kelak dapat dibaca oleh anak-anak saya yang kini masih usia 20 bulan & 1 bulan. Iya, agar mereka tau betapa lebay ibu nya. Ehe.

Berawal dari curhatan seorang sahabat, yang mengalami Depression Post Partum pasca kelahiran putri pertamanya. Saya bercerita pada Suami, dan bertanya, saran apa yang harus saya berikan pada Si Sahabat? 
Dari curhatan saya dengan suami, berlanjut dengan pembahasan suami tentang, postingan-postingan saya di medsos, terutama Instagram saya, tentang banyak hal tentang anak-anak, bahkan hal pribadi rumah tangga kami yang menurut suami tidak penting di-share di medsos. Maafkan istrimu ini bii.
Menurutnya, apa yang saya bagi dimedsos khawatir menjadi bahan perbandingan Si Sahabat dengan kondisinya yang mungkin belum tentu seberuntung saya.

Dari perbincangan itu berakhir dengan saran suami untuk saya agar membuat blog pribadi, dimana tidak ada orang yang membaca. Haha. Karena sesungguhnya saya adalah seorang ibu yang masih butuh tempat untuk mencurahkan segala pengalaman dan isi hati. Astaghfirullah, bukan, bukan saya tidak merasa ada Allah tempat berkeluh kesah. Hanya membuat kenangan yang kelak bisa dilihat oleh anak-anak, saya rasa jejak digital lebih real, bukan?

Saya rasa ide suami bukan hal yang buruk.
Saya senang berkicau, hanya saat ini, merasa sedang hilang semangat untuk menulis kembali. Terbukti terakhir menulis di blog ini, saat pertama kali kenal dengan abii nya anak-anak. Sejak itu, saya terlalu asik menikmati kebersamaan kami. Haha.

dan—- here I am.. trying to write something—again.
Bissmillaah.
Semoga saya bisa istiqamah, dan lebih berhati-hati dalam mencurahkan segala hal, karna kelak mungkin anak-anak bisa membaca tulisan ibunya ini.