Gemes banget dari semalem pengen cerita soal kedatangan ke warkop satu ini.
Setelah mereka buka 3 tahun lamanya, selama itupula aku janji sama Si Owner buat mampir, namun tak kunjung jua aku datang 😁
Berbekal wacana ngopi berdua bareng Suami, yg berkali-kali gagal karna anak-anak tak kunjung tidur cepat. Dilanjut minggu berikutnya anak pertama sakit, minggu berikutnya anak kedua gantian sakit, minggu berikutnya aku yg sakit, minggu setelahnya suami yg kurang enak badan. Masya Allah alhamdulillah Allah masih sayang kita. Lalu sesehatnya kami semua, jadwal tidur anak-anak yg belum normal.
Dan, alhamdulillah akhirnya Allah kasih kami kesempatan, dimana kami semua sehat, jadwal tidur anak-anak normal, jam 8 malam, 8.30 malam aku bisa jemput suami pulang dari Jakarta, sementara anak-anak kami titip sama Nenekny, Ibuku tercinta, dan suami bilang "iyasok cari aja mau ngopi dimana".
Sunggu itu pertanyaan yg membingungkan, karna biasanya kami ngopi dimana disana selalu ada teman kami sebagai barista atau ownernya. Atau memang kami janjian dengan teman-teman lain.
Kali terakhir kami ngopi bener-bener berdua, di @warkopudinwati cigugur, karna yg kenal dengan barista saat itu cuma aku, suami lebih banyak diem karna mungkin sedang kurang mood juga untuk nongkrong sebetulnya. Alhasil kami berdua cuma minum kopi & ngemil baso aci milik masing-masing, dan sibuk pegang handphone masing-masing. Ngga ada hal penting yg perlu kami bicarakan. Saat ngopi berdua suami kaya gitu buat kami adalah "awkward momet".
Kok gitu sih suami-istri? Iya, kami memang begitu. Kalau bukan diskusi soal pekerjaan atau informasi penting, jarang sekali ngobrol berdua. Padahal kami ketemu cuma weekend, kalau ketemu pasti disibukan dengan urusan anak-anak.
Kalau ada hal perting yg harus dibicarakan/diskusi, kami lebih nyaman via chat, karna LDR, cuma itu yg mempersatukan kami. Ngga apa-apa, ada hati kami yg Allah atur untuk selalu saling dekat, saling berkomunikasi dengan Allah untuk menitipkan satu sama lain. Duh! Romantisnya Allah ♡ Alhamdulillah.
Iya, kebetulan saat itu ada kabar gembira yg ingin Suami sampaikan terkait pekerjaan, akhirnya kami ngga terlalu canggung, meski aku selalu berusaha melontarkan pertanyaan-pertanyaan yg relefan, yg akan dijawab suami dengan jawaban yg cukup panjang, mengingat hemat bicaranya suami 😁
Alhamdulillah, ditengah kebingungan mencari tempat ngopi, dimana kami ngga kepikiran lagi ada dimana temen-temen ngopi kami dulu, ada satu kedai yg hampir setengah windu ingin kudatangi. Kebetulan owner sekaligus baristanya adalah teman kami. Yup! @warkopdjio, @bobbyazhari yg sekian lama kujanjikan kedatangan, akhirnya terbayar janjiku.
Kedatangan pertama aku seneng banget! Akhirnya merasakan kembali suasana kedai kopi, sederhana, tapi hangat, selalu ada hal yg bisa diperbincangkan. Aku tuh seneng ngobrol, seneng denger orang ngobrol. Terlebih dari obrolan itu ada ilmu baru dan manfaat buat kita yg ada disana. Tukar banyak informasi, ngga cuma perkara perkopian, tapi juga salah satunya informasi pekerjaan, mudah-mudahan Allah buka pintu rezeki seseorang lewat silaturahim kita malam itu.
Sebetulnya kalau saat itu nyantai, bisa banget kami beli makan dari foodcourt (eh apa ya itu namanya, pokok ny yg banyak banget kedai jual makanan berat & kudapan. Lokasinya bersebrangan dengan Lapangan Rajawali. Lokasi Warkop Djio ini cuma 5 menit, adem, sepi (kalo malem, ehe), ngga ada ribut-ribut kendaraan lalu lalang gitu, untuk kami yg suka suasana seperti itu enak banget.
Nah satu lagi juaranya, sebelah kedai ada banget warung--yang--jual--rokok--kéténgan--SEMUA--MERK !! Inceran Suami banget, yg kalau merokok hanya sesekali, biasanya hanya saat nongkrong-nongkrong.
Pas juga doong buat kamu-kamu yg lagi membatasi diri dengan kepulan asap rokok? (Padahal ngirit juga, ehe).
![]() |
| Warkop Djio, Jl.Pasir Kumeli No.40B. Cimahi |
Masih canggung karna baru ngopi lagi, kami cuma kasih senyum sama pengunjung lain, bahkan ngga kenalan sama barista yg seduhin. Lebih kepada masih berusaha mencairkan suasana hati masing-masing daripada mencairkan suasana di kedainya itu sendiri.
Jam 11 malam, aku masih mantau kondisi anak-anak via whatsapp ke Nenek ny, alhamdulillah ngga ada yg bangun. Akhirnya kami pamit pulang, masih dengan pikiran masing-masing, dan--selesai.
2 minggu kemudian, tepatnya malam tadi, kebetulan suami balik ke Jakarta ngga pakai bis seperti biasanya, Suami berangkat pakai kereta dari Stasiun Cimahi, kebetulan dekat dengan Warkop Djio. Suami tau sudah lama juga aku perlu stok bean dirumah, akhirnya kuminta suami buat mampir lagi ke Warkop Djio untuk minta bekal kopi susu & bean untuk aku dirumah dan suami di kantor.
Ini yg aku sebut "The Power of Silaturahim". Ada aja rezekinya, rezeki ngga selalu berupa materi, kali ini kaya ada rasa "bahagia" dan "nostalgia" yg lamaaa banget ngga kurasain. Lebay ya? Gimana dong memang begitu adanya.
Hal sederhana tapi mengena, padahal ngga sampai 1 jam kami disana.
Pertama datang, kami liat ada 2-3 orang pengunjung laki-laki, dan 2 pengunjung perempuan berkerudung. Ciri khas kedai kopi, setiap datang pengunjung baru, semua yg disana ikut senyum untuk menyapa. See? Betapa "somèah" nya orang Indonesia, aku bersyukur untuk itu. Kebetulan, salah satu pengunjung wanita senyum saangaatt lebar padaku, kubalas semanis mungkin. Kedua kali kami ngga sengaja bertatapan, lagi-lagi senyum itu mengembang, ada sedikit perasaan senang disapa semanis itu oleh wanita yg ntah siapa. Kali ketiga masih ngga sengaja bertatapan, senyum lagi. Aneh rasanya kalau ngga saling bertegur sapa, kutegurlah "dari mana mau kemana teh? Bawa tas penuh gitu? Hehe", dia jawab , "dari sana mau kesini, sengaja, hehe. Teteh dari mana? Kerja dimana?".
Kujawab lagi, "ngga, aku dirumah aja, mau anter suami ke stasiun balik kerja lagi, mampir dulu, hehe. Teteh kerja dimana?". Dia jawab kalau dia seorang bidan di salah satu klinik yg dia pikir aku ngga akan tau karna lokasinya jauh dengan rumahku yg aku sebutin sebelumnya. Aku cuma "oh gitu, hehe", dan basa-basi selesai.
Ternyata mereka masih diem disitu, suami masih merokok diluar karna ada 2 wanita didalam kedai. Sementara bobby barisata sekaligus owner yg juga kebetulan teman kami masih sibuk dengan pesanan 2 wanita tadi. Awkward kalau kami diem-dieman setelah saling sapa tadi, akhirnya kubuka lagi pembicaraan diantara kita dengan memastikan bahwa mereka adalah seorang Bidan, lalu dilanjutkan dengan pertanyaanku seputar vaksinasi untuk anakku, yg dia jawab dengan semangatnya, semangat ramah dan melayani seorang penyedia jasa kesehatan. Aku suka, senang sekali dapat jawaban seramah itu diluar pekerjaan mereka, tapi masih dengan SOP yg seperinya sudah mendarah daging. Kalau saja aku bos mereka, sudah kunaikkan gaji mereka untuk meramahannya. Sukses selalu bu bidan yg ntah siapa namanya. Ehe. Ngga lama, kedua wanita itu pamit. Barulah suamiku masuk kedai, masih dengan rokoknya.
Dari obrolan singkat itu saja, energi positif mulai tumbuh disana. Dapat rezeki berupa ilmu baru dari si bidan muda tadi.
Selepas kedua wanita tadi pergi, pemilik kedai bertanya, "Teh kenal sama yg tadi?", kujawab "Ngga" *nyengir* .
Beberapa orang terkejut melihat kami yg langsung ngobrol akrab seperti sudah saling kenal. Justru aku yg akan terkejut kalau sampai di kedai kopi tapi tidak ada satupun orang baru yg disapa. Se-magic itu kedai kopi untuk ku. Seperti kali pertama bertemu suami, disebuah kedai, dengan sapaan basa-basi berakhir menjadi pasutri. Alhamdulillah. Sebegitu berkesan nya kedai kopi untukku. Seperti lagu "Falling in love at a coffee shop".
Akhirnya si empunya kedai terpancing curhat, bahwa salah satu dari wanita tadi adalah "mantan" nya yg "pernah semengejar itu". Kutanya "seberkesan itukah dikejar?" Karna nampaknya Dia "sesenang itu" menceritakannya.
Sekilas teringat, apa aku juga pernah "semengejar itu" pada seseorang dulu? Apa aku juga masih "seberkesan itu" buat seseorang?
Ah sudahlah, ngga "sepenting itu" juga pemikiran itu. Lebih fokus ke pikiran yg sekaligus kulontarkan pertanyaan pada Suami, "dulu Ajeng ngejar kamu juga ngga Bii?", Suamiku cuma jawab "Ngga tau, lupa", iya-- "sesingkat itu" memang jawaban-jawaban suamiku meski kupancing dengan kail secanggih apapun, bikin gemas memang, itu juga yg bikin aku selalu penasaran, ngga pernah ngga cinta. Duh!
Rezeki lagi, rasa bahagia yg memancing pikiran-pikiran nostalgia kenalnya aku & suami dulu. Bagaimana dulu cara kami dekat, tanpa ada pernyataan cinta, tanpa ada kalimat lamaran, tiba-tiba dengan kuasa Allah, jadilah kami merencanakan pernikahan. Apakah dulu aku "mengejar" suami? Atau suami yg mengejarku? Gemas aku dibuatnya oleh pikiran iseng malam itu. Alhamdulillah.
Ditengah pikiran nostalgia tadi, Allah selipkan lagi "another aroma nostalgia". Tiba-tiba kucium bau asap rokok yg rasanya melekat dihati, aroma yg tidak asing, tidak lagi ku jijik seperti hal nya saat hamil pertama. Kutanya suami, sambil mengendus enak, "rokok apa itu bii? Kayak nya ngga asing? Wangi nostalgia, enak" sambil tersenyum nakal. Suami menjauhkan batang rokok tadi, khawatir aku ingin menghisapnya lagi. Benar! Jenis rokok favorit ku--dulu--dulu sekali. Tidak ada sedikitpun niatku untuk menghisap nya, terlebih saat ini, saat aku masih harus menyusui bayi kecilku. Tak akan pernah aku rusak kualitas ASI ku dengan racun yg disebut rokok itu.
Tapi aku hanya senang mencium aromanya sedikit, seperti kembali kemasa dimana aku masih sering bersilaturahim dengan banyak orang-orang baru di banyak kedai kopi yg kudatangi. Saat beban hidup hanyalah thesis & deadline pekerjaan. Aku rindu, tapi bahagia. Another gift from Allah, rezeki lagi, kan? Alhamdulillah, lagi.
Belum habis rezeki yg Allah curahkan malam itu, baru untuk ku seorang, belum lagi untuk yg lain yg juga ada disana saat itu. Maha Baik Allah, subhanallah.
Aku bahagia karna ternyata botol kaca yg kubawa dengan tidak sengaja, memberiku diskon 15% untuk kopi susu yg ingin kubawa pulang. Betapa baiknya Warkop Djio untuk pelanggan nya bukan? Jarang banget ngga sih warkop kaya gini? Aku 'sih appreciate sekali sama yg begini. Merapat kuy!
![]() |
| Bawa tumblr mu sendiri dan dapatkan diskon 15% |
Warkop biasa buka jam berapa 'sih? Sorean 'kan? WhAattt??! Warkop Djio sekarang buka dari jam 11 siang sampai jam 11 malam?? Wooww!! (maap lebay) Barangkali ada yg mumet siang-siang, atau ngebet ingin kopi rada pagian? DM saja Si Pemilik Kedai, sepertinya available 😝 oh iya, boleh di note, buka nya setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, jum'at, sabtu, minggu 😊
![]() |
| Buka SETIAP HARI, 11 siang - 11 malam |
Jangan lupa juga pantengin akun instagram nya @warkopdjio supaya tau Today's Promo nya. Selamat ngopi teman-teman. Aku lanjut curhatnya. Ehe.
![]() |
| Today's Promo, update sama Barista yg jaga ya! |
![]() |
| Power Rangers ala Warkop Djio |
Rezeki kan dapat potongan harga? Belum habis jua, aku & suami minta dibungkuskan bean untuk stok dirumah & dikantor. Si pemilik kedai bilang untuk bawa saja bean yg ada. Masya Allah, rezeki sekali, sebagai IRT yg mulai selalu berhitung perkara finansial, aku senang. Tapi aku & suami sadar penuh, walaupun mereka berniat memberi, tapi mereka sedang menjalankan usahanya, teman ya teman, tetap harus profesional, ngopi ya bayar!
Akhirnya kami setengah memaksa memberikan uang untuk bean yg kami bawa, ada rasa bahagia karna mungkin kami membahagiakan orang lain. Tenyata rasa itu Allah curahkan pula pada Si Pemilik Kedai, dia kembalikan lebih dari separuh uang yg dia berikan pada kami sebagai "uang kembalian". Masya Allah, berasa dapat hadiah gitu rasanya. Yg mana aku ini bisa amaat sangaat bahagia karna pemberian kecil dari seseorang.
Terlebih niat baik yg seketika Allah balas dengan kebaikan pula. Ini rezeki paling besar dari Allah saat itu, disana. Menerima banyak sekali kebaikan, dari banyak orang. Lagi-lagi, "fabiayyialaa irabbikuma tukadzibaan - nikmat Tuhan mana lagi yg kamu dustakan?".
Tidak seperti kedatangan pertama, kali ini aku mulai menyapa semua pengunjung yg ada sebelum pulang, ciri khas kedai kopi banget!
Sampai rumah, Allah beri lagi rezeki, nikmat semangat menulis yg lama hilang ditelan malas, tiba-tiba muncul entah darimana. Alhamdulillah.
Warkop Djio
@warkopdjio
Jl.Pasir Kumeli No.40-B, Cimahi
Senin-Minggu, 11 am - 11 pm





Tidak ada komentar:
Posting Komentar