Sabtu, 05 November 2016

Sekilas Warung Kopi

Ngopi di warung kopi..
Ngopi di warung kopi bukan cuman perkara pertukaran uang dan kopi..

Ini bukan review sebuah atau beberapa warung kopi, ini cuman mukadimah sebelum review warkop-warkop selanjutnya.

Untuk saya, ngga ada istilah "bosen di warkop A, enakan di warkop B". Di warkop itu bisa jadi ajang pertukaran informasi, sharing ilmu, ghibah gossip, haha hihi, nyanyi-nyanyi gajelas, ajang nya melepas lelah senin-jum'at dikantor.. Tempatnya cari temen-temen baru, relasi-relasi baru, sodara, guru, sahabat, dan jodoh kalo emang lagi hoki *eh.

"Kalo udah kenal, akrab, cocok, nyambung, yang tadinya gak bakal bantu, nantinya pasti mau bantuin kalo kita ada perlu, kalo udah kenal.", Kira-kira ya gitu yang disampein sama seorang teman ngopi.
Itu bener! Itu bisa jadi salah satunya. 

Terlepas dari itu semua, dari untung-rugi yang ada, yang lebih penting untuk saya adalah "Silaturahim", memperpanjang silaturahim akan--------ah maaf saya kurang pandai menyampaikan dalil/hadist yang menerangkan tentang itu. Intinya kita semua tau bahwa silaturahim itu dianjurkan dalam agama, diharuskan malah mungkin.

Meski kadang apa yang mereka obrolin nggak nyambung dan nggak saya ngerti sama sekali, tapi saya masih bisa jadi pendengar, dan itu jadi ilmu baru buat saya (ya kalau kebetulan saya nyimak, haha).

Dari banyak macam orang yang ditemui, ada yang bisa akrab langsung nyambung dari A-Z nya, ada yang mesti loncat-loncat dulu C-A minor-B minor-ke G ke C lagi (nyanyi eym). Dari berbagai usia, gender, latar belakang, profesi, karakter, hobi, kopi fav dengan berbagai metode yang berbeda, tapi kita punya satu tujuan yang sama, "Nikmatin aja!"

Kenal mereka ngga cuman ketemu selewat dan besok seperti ketemu orang baru lagi, bigest NO! Misalnya ya mereka-mereka ini yang bisa nyambung dari perkenalan, sampai dengan seterusnya, InsyaAllah.
Ada banyak manfaat asal kita dapet gimana caranya "Nikmatin kopi di Warung Kopi".

Psychoffeedelic, sangkuriang #1

Psychoffeedelic, sangkuriang #2

Waroeng Kompas, Cihanjuang


Oldmills, 

Warkop Udin Wati, cigugur




Ok gengs, itu dulu aja pagi ini, tunggu review warkop-warkop selanjutnya ;)
Thanks a bunch guys! :*
Nah itu sih "menurut saya", kalo menurut kamu gimana? :)

Rabu, 02 November 2016

WAROENG KOMPAS - GOLSOM, CIMAHI

 WAROENG KOMPAS - GOLSOM, CIMAHI



Bissmillaah. Dengan kondisi perut yang menjerit-jerit, kucoba musnahkan teriakannya dengan memfokuskan diri pada sesuatu yang kusebut e-trip. Yoi! Internet trip, sekedar review tentang salah satu kedai kopi paporit (maklum urang sunda susah bilang EP) di Cimahi sana.

Mulanya beberapa bulan yang lalu, ketemu temen yang Eh kayanya kenal deh! Tapi siapa ya? Bincang-bincang singkat, akhirnya ingat bahwa beliau—yang—saya—hormati adalah teman SMP. Iya, temen SMP yang sama sekali ngga kenal waktu SMP, cuman samar-samar inget muka yang padahal udah berubah sama sekali.

Memperpanjang tali silaturahmi, Si Teman SMP sebut saja dia Joko, Joko sedikit bercerita kalau dia dan seorang teman yang kebetulan juga teman SMA-ku, punya satu kedai kopi di daerah Cihanjuang, Cimahi. Pertemuan kami juga terjadi di salah satu kedai kopi lain yang sama-sama masih daerah Cimahi. Jadi ceritanya kami dipertemukan kembali oleh Si Kedai Kopi! Yooo hidup khazanah perkopian cimahiii~~~ (mulai teriak-teriak  ngaco, skip!).

Berhubung si empunya kedai itu Si Teman SMP & Teman SMA, kudatangi kedai mereka yang lokasinya ngga jauh dari Perpustaan Kota Cimahi, tepatnya di Ruko Citra Cihanjuang, Yup! Apalagi kalau bukan WAROENG KOMPAS hastagARAHKITA !
 
Waroeng Kompas Lt.1 & Golsom Lt.2

Begitu masuk, aroma kopi belum tercium memang, inget banget pertama masuk kesana, wangi roti bakar yang menyembul datang dari mini kitchen dibalik kasir langsung bikin laper. Selidik punya selidik Eh ternyata itu bukan roti bakar! Tapi roti burger warna hitam yang dipanggang, aroma margarine-nya yuuuuummiii! Warnanya item loohhh lucuu >,<

Diantara furnitur berwarna coklat-creme di-mix dengan tembok yang bernuansa hitam, lengkap dengan lampu kuning-kuning menggantung (untung yang kuning-kuning lampu, fffiiuuuhhh). Lantai satunya cozzy banget unch! Rasanya seperti jatuh cinta pada pandangan pertama waw! Apalagi Mas-mas & Mba nya murah senyum, kan enak kita ngopinya, kopi yang pahit jadi manis.
 
Interior Waroeng Kompas (lama)

Kali pertama kesana ketemu sama Si  Temen SMA, tau apa yang paling berkesan? Si Temen SMA bawain segelas air putih dingin, yoi semacam welcome drink. No no no! Bukan! Bukan perkara “ah cuman air putih doang, gratis ngga seberapa!” bukan itu! Ini perkara attitude! Bahwa jangan sampai Si Tamu menunggu tanpa suguhan apapun! Dan kalian inget ngga kapan dan dimana biasanya segelas air putih disuguhkan? Yup! Dirumah! Aku merasa berada dirumah syalalalaa~~~ ughh, makin akuuu cintaa~~~ (nyanyi). 

Waktu pesen kopi, Si Temen SMA nyaranin untuk ngopi di lantai 2 aja. Ada coffee bar diatas sana. Berhubung lantai satu cukup ramai saat itu, kupilih lantai 2 yang ternyata eh diatas enak loh tempatnya! Interior serba hitam dengan bangku-bangku kayu senada dengan lantai satu, dibeberapa bagian tembok ditempel wallpaper yang kalau diperhatikan itu seperti gambar kapal bajak laut ditengah laut yang mencari arah dengan kompas! Yow konsepnya ngompas banget!!
 
Coffee Bar - Golsom

Yang paling menarik perhatian dilantai 2 adalaaaaah, yup apalagi kalau buka coffee bar dan seperangat alat ngopi lengkap dengan baristanya *eh. Terus terang seterang-terang nya, baru kali itu merhatiin barista yang menyuguhkan kopi lengkap dengan semua proses dari grinding sampai servingnya. Me-na-rik!

Minggu malam sebelum aku kembali ke perantauan, kupesan vietnam drip coffee sebagai perbandingan dengan kedai kopi tetangga, teryata rasanya sama, enyak! Curiga mereka berguru sama master yang sama, atau memang resepnya begitu entah, ngga peduli, yang penting enak! Bean nya apa? Jangan tanya! Selain kurang paham, aku memang hampir ngga pernah minta mau bean apa, yang mana aja asal kata Aa enak, Eneng ikut enak aja *lho. Malam itu ketemu 2 mahasiswi riweuh yang ternyata teman dari Si Teman SMA & SMP-ku. Seneng punya teme cewek yang bisa langsung akrab ngga pake canggung. 2 cewek riweuh itu pesan green smoothies, bahannya daun sawi, daun mint, susu, sirup lemon, dan wops! Maaf itu rahasia dapur sepertinya hehehe. 
 
Green Smoothies

Selain itu, menu paporit lain di Waroeng Kompas adalah “Secang” minuman mirip-mirip “Wedang Uwuh” minuman khas kaya rempah dari Yogyakarta yang diracik dengan jahe, kayu secang, cengkeh, kayu manis & daunnya, pala & daunnya, kapulaga, akar&daun sereh serta gula batu. Berhubung ini judulnya “Secang” isinya juga ngga selengkap Wedang Uwuh, tapi rasanya hangaat, enak! Ada “Secang Lemon” ada juga “Secang Susu” Harganya Cuma Rp.10.000 /1 gelas gede! Satu lagi kudapan nya ada “Cireng Sambal Rujak”, cireng biasa iya cireng! Tapi sambal rujaknya asli enak, seger, bikin melek, tapi ngga bikin mules dan cuman Rp.15.000 ajaaa! Recomended!!
 
Secang Lemon

Lantai 2 di Waroeng Kompas disebut "Golsom"! Spesialisnya manual brew coffe dan premium tea! Mulai dari “espresso”, kopi-kopi cantik sampai “white tea” dan “hot rosela”, semua bebas kalian nikmati! Liat  2 barista dibalik coffee bar, seperti liat warna Coklat tua dan Orange dalam satu frame yang sama. Iya, 2 warna yang berbeda tapi unik saat mereka digabung. Usia mereka beberapa tahun dibawah saya, iya iya brondoong udah ah! Senang melihat mereka bekerja dibalik coffee bar. Dari lantai dua kalian bisa liat suasana lantai satu dengan leluasa, mantap kakaaak!!
 
Espresso

White Tea

Hot Rosela

Ngga Cuma sekedar ngopi haha hihi yang faedahnya kurang, Waroeng Kompas juga suka ngadain beberapa kegiatan juga terlibat beberapa kegiatan asik! Nonton bareng ma udah pasti rame terus! Ada juga kegiatan yang dilaksanakan 11 september 2016 lalu, “Diskusi Literatur Musik” yang membahas aktifitas penulisan dan penerbitan buku bertema musik lokal. Dengan pembicara Herry ‘Ucok’ Sutresna, Che Cupumanik, Taufiq Rahman dan Jatnika ‘Aang’ yang rela bebagi ilmu, pandangan, pengalaman mereka. Waktu itu meski terlambat hadir, tapi masih sempat kurasakan asik dan manfaatnya kegiatan mereka. Ada juga performers keceee!! Keren banget kan?! 

Diskusi Literatur Musik

Berkali-kali bahkan setiap minggu, setiap pulang ke Cimahi, mesti jadi schedule wajib buat sekedar ngopi haha hihi dengan para penghuni Waroeng Kompas & Golsom. Biasanya setiap kedai kopi punya pelanggan tetap, iya mereka yang entah kerabat, saudara, yang terlibat dengan perkopian atau cuman sekedar mampir untuk sama-sama melepas penat, ngumpul semua disana dengan satu tujuan, nikamatin aja! Kusebut mereka SENIMAN! Ya seniman musik, seniman gambar, seniman fotografi, seniman kopi, macam-macam! Mereka seperti disatukan oleh hobi yang sama. Bahkan berkali-lagi kuhabiskan waktu sampai subuh hanya untuk sekedar ngopi dan nyanyi-nyangi gita-gitar  melepas penat satu minggu selama di karawang. Buat kakak (ciee kakak >,< ), mereka anak-anak muda yang luar biasa, dengan bakat yang luar biasa, mereka yang hobi motret, yang tergabung dalam macam-macam aliran grup musik, yang jago sketsa, seni melukis tubuh (tato), lukis tembok, mereka yang jago cari tambahan uang dengan cara yang menyenangkan dengan bakat-bakat yang mereka punya. Untukku itu merupakan hal yang perlu diapresiasi! Sukses buat kalian!
 
Suasana Nonton Bareng

Suasana Nugas Bareng

Dan sekarang, Waroeng Kompas punya wajah baru!! Posisi furnitur yang berubah, tambahan interior yang makin unyu, ada “Pablo” sekarang disana! Makin seger, ngga bikin bosen! Menu-menu baru, dengan penghuni-penghuni yang lama, yang masih ngangenin dengan senyum songong nya  dan ngga pernah ngga bikin ketawa!!  

Menu Baru Waroeng Kompas
Interior Baru Waroeng Kompas with 'Pablo'
Interior Baru Waroeng Kompas
Jangan khawatir, di Waroeng Kompas kalian masih bisa gogoleran, lulumpatan, duduk manis, yg mau ngerjain tugas, TA, skripsi, disertasi, mau numpang nge-charg, wifi gratis, meeting, ngerumpi,nge-ghibah, nonton bareng, shalat berjama’ah?? Masih bisa banget!! Semua fasilitas masih tersedia banget buat kaliaan!!

Penasaran apa aja kegiatan, menu dan info lengkapnya Waroeng Kompas? Pantau terus akun instagramnya : @waroengkompas & @golsom.inc

Yukkss merapat kemaariii!! Kemana #arahkita ?? Waroeng Kompas!!! Yaaaayyyy!!!!! Selamat berarah gengs ^^








WAROENG KOMPAS
Jl.Cihanjuang No.104 – Ruko Citra Cihajuang
(depan perpustakaan cimahi)
0878-2557-3023 / 5FC55D1A

Kamis, 20 Oktober 2016

HAPPY 2ND ANNIVERSARY
TREEPARK SERVICED APARTMENT KARAWANG !!!



Jadi ceritanya 2 minggu lalu 2 orang staff dikantor kami menginjak masa kerja 3 bulan pertamanya. Budaya dikantor kami, setiap staff yang lulus di masa percobaan nya (3 bulan), mereka sudah benar-benar kami anggap sebagai bagian dari keluarga perusahaan yang utuh—sepenuhnya, dan mulai saat itu juga kami anggap mereka berpotensi untuk menjadi karyawan tetap sebelum memasuki fase percobaan berikutnya. Artinya, mereka akan terus bekerja bersama kami lebih dari 10 jam setiap harinya selama beberapa tahun kedepan, dimana kami harus benar-benar memiliki chemistry sebagaimana mestinya. Shacho (Presdir) kami mengatakan dalam Biografinya “YASUO, TAK HENTI MEMBERI ARTI”, bahwa “Ningen kankei wa ichiban taisetsuna koto desu” (Hubungan antar manusia adalah hal yang paling penting). Untuk itulah mengapa kami mengadakan semacam pesta penyambutan kecil bagi mereka berdua agar hubungan kami semakin baik.


Kebetulan, expatriat dikantor kami memiliki hubungan baik pula dengan General Manager TreePark Serviced Apartment (Lagi-lagi TreePark, hehe). Tanggl 19 Oktober 2016 lalu kebetulan juga bertepatan dengan ulang tahun TreePark yang ke-2. Mereka mengadakan acara di Yu TreePark Japanese Restaurant. Kesempatan itu kami gunakan sekaligus untuk mengadakan pesta penyambutan, juga sebagai refreshing bagi kami para staff yang tentunya lelah dengan segala urusan perkantoran.
Hanya dengan biaya Rp.100.000 /orang, kami bisa makan sepuasnya, iya—all—you—can—eat! Selain makan sepuasnya kami juga mendapat semacam bingkisan berupa Mug, Tanaman Hias dan Voucher makan senilain Rp.50.000,   keuntungan berlipat bagi kami bukan? Hehe.

Ticket Rp.100.000 include Voucher Rp.50.000

Gift from TreePark
Acara mulai pukul 18.00, ketika kami tiba di lokasi 30 menit sebelumnya, kami tidak menduga acaranya akan cukup ramai, terlebih 85% dari pengunjung yang datang adalah mereka yang berkewarganegaan Jepang. Cukup terkejut karena biasanya Yu Treepark tidak seramai ini. Rangkaian acara dimulai, kami disuguhkan dance ala-ala AKB48, yup! Para pramusaji yang berkostum ala AKB48 itu berjingkrak-jingkrak agak malu sambil diiringi video “Happy Rotation”. Para staff TreePark sendiri bahkan beberapa pengunjung termasuk saya dan rekan-rekan lain turut serta menggerakan tangannya mengikuti gerakan personil AKB48 yang muncul dilayar LED yang tersedia untuk ikut meramaikan acara. Lucu memang melihat orang-orang Jepang dengan usia yang sudah tidak muda lagi (bahkan sebagian dari mereka sudah beruban) tertawa-tawa sambil menggerakan tangan mengikuti alunan musik layaknya para Wota (penggemar berat subkultur sperti anime, manga, game, dsb).

Ditengah-tengah acara makan kami, kamipun disuguhi Traditional Dance (Jaipong) dan Modern Dance yang dilakukan oleh karyawati TreePark langsung. Berbeda dengan traditional dance yang menarik perhatian pengunjung karena keunikan kostum dan gerakannya yang asing bagi para expatriat jepang, modern dance justru meriah karena keseksian dan kecantikan sexy dancer-nya. Meski modern dance tersebut berlangsung hanya sekitar 5 menit, tapi mereka berdua berhasil menarik perhatian para pengunjung yang sebagian besar adalah laki-laki.
Traditional Dance

Modern Dance

Roasted Chicken & Mashed Potato
Dari semua rangkaian acara, yang paling menarik perhatianku adalah ACARA MAKAN-MAKAN! (Kyahahha.. aku datang untuk habiskan makan!!). Karena judulnya “All you can eat”, aku tak berniat makan sebanyak yang kusuka, hanya saja “Roasted Chicken” featuring “Mashed Potato” itu berhasil menggugah seleraku malam itu yang memang sudah kosong perutkku sejak siang. Roasted chicken berwarna merah muda dengan potongan bagian dada yang memiliki tekstur lembut itu memang terasa agak asin dari seharusnya (awalnya kupikir begitu), tapi setelah aku mix dengan Mashed Potato yang sudah bertengger disebelahnya dalam piring yang sama, rasanya paaassss!! Kentang tumbuk yang lembut itu langsung menyerbu lidahku yang sudah keasinan, rasanya yang sedikit tawar ternyata  dibuat sengaja sedemikian rupa agar tidak bertabrakan dengan rasa ayamnya. Tekstur lembutnya tidak serta membuatnya menjadi seperti bubur kentang, lembut, sedikit gurih, terasa margarin (entah margarin, entah keju, entah butter, masih sulit aku membedakannya, tapi rasanya lebih seperti butter, ah ntahlah makan sajalah) semakin nikmat dengan saus asam manis yang kusiramkan diatasnya. Ada 6 macam saus asal berbagai negara sebenarnya, tapi lidah sunda-ku memilih untuk saus asam manis yang membuat warna pucat Mashed Potato menjadi lebih berwarna dengan warna orange dan merah dari cabai yang membuatnya terlihat lebih berwarna dan segar, terlebih rasa asam pedas manisnya . Rasanya perpaduan Roasted Chicken dengan Mashed Potato itu akan terus mengusik lidah manja-ku.

Nigiri Sushi & Suhi Roll
Selain itu ada lagi menu yang memang sudah ku idam-idamkan sejak lama, tepatnya ketika Direktur memanggilku untuk keruangannya dan kulihat kalender bergambar “Nigiri Sushi” bertengger manis diatas meja. Sejak saat itu aku mulai mengidamkan lagi untuk memakan gulungan nasi jepang yang ditaruh potongan ikan mentah segar diatasnya (tidak sepenuhnya mentah sebenarnya, hanya saja cara memasaknya yang berbeda dengan orang Indonesia yang merasa bahwa memasak adalah menggoreng, menumis atau mengukus saja, bukan dengan teknik “Zuke” atau merendam ikan dalam larutan cuka/shoyu seperti yang orang Jepang lakukan). 3 potong sushi mentah dengan daging ikan salmon, tuna dan cumi (kalau tidak salah itu cumi, hehe) plus tambahan 3 potong “Sushi Roll” akhirnya mendarat dengan baik dimulutku. Lagi-lagi tercapai cita-citaku setelah sekian lama mengajak staff lain untuk makan sushi, sayangnya staff wanita lain tidak suka sushi, jadilah harus kutunggu momen seperti ini, hihi.

Belum kenyang dengan itu, kulihat ada “Onigiri” yaitu nasi jepang yang dipadatkan selagi hangat dan biasanya dibentuk segitiga atau bulat dan dibalut dengan “Nori” (rumput laut). Tapi rasanya kurang pas dimulutku yang biasa memakan Onigiri yang tersedia di beberapa mini market saja, sehingga kuminta teman yang lain untuk habiskan onigiri-ku.

King Prawn
Wait!!! Apa itu yang ada diatas piring temanku?? Merah merekah menantang setiap pandangan (nyanyi Ratu Sejagat Semalam), tampaknya aku kenal dengan makanan itu! Yup! Aku kenal betul apa itu, satu dari sekian banyak makanan favorit-ku! “King Prawn” yang nampak berwarna merah orange, merkah dengan sayatan dibagian punggung Si Raja Udang itu, aahh meleleh sungguh lidahku, itulah Ratu Sejagad Semalam-ku. Tak sabar kutunggu sajian udang yang sudah kosong itu penuh kembali, dan kuambil 4 ekor udang dengan 2 potong roti lengkap dengan saus mayonaise. Dalam 15 menit 4 ekor King Prawn lenyap dari piring dan berpindah kedalam perut via mulut&rahang gigi yang sulit kuhentikan kunyahannya. Aku malu menceritakannya,tapi demi kelengkapan dan keakuratan ulasan tentang nikmatnya hidangan ini (alasan), akhirnya harus kuceritakan jua, bahwa setelah 4 ekor itu habis, kuambil lagi 3 ekor tanpa roti untuk merasakan lagi kenikmatannya tanpa bahan tambahan apapun (roti & mayonaise), sungguh masakan udang itu tidak memiliki rasa yang kuat, tapi meskipun besar ukurannya, kematangan daging udangnya passs tanpa membuatnya menjadi mengkerut dan mengecil. Tak peduli seberapa banyak kulit dan kepada udang tersisa dipiring kosongku, yang pasti aku sangat menikmatinya, enak! Oishii ne..... 

King Prawn & King Crab
Sebetulnya masih ada “Soto Betawi” dan beberapa “Yakitori” semacam gorengan, ada telur, jamur, udang, dan lain-lain yang ditusuk seperti sate dengan balutan tepung roti dan digoreng juga disajikan dengan berbagai macam saus. Adapula “King Crab”, hanya saja tidak kumakan karna sungguh aku tak tau bagaimana cara memakan kepiting yang entah ada dimana dagingnya, hehe. Gochisousamadeshita........

Penuh perutku malam itu, selesai rangkaian acara, kami para staff wanita pulang lebih dulu. Sekitar pukul 20.00 kuterima pesan singkat adikku yang menanyakan keberadaanku dan mengajakku untuk ngopi. Tak bisa kutolak ajakan semacam itu, akhirnya kupilih WARUNG KONGKOW di daerah Ruko Citywalk Galuh Mas,Karawang. Warung Kongkow dan competitor nya BRO&SIS CAFE akan kubahas dalam ulasan berikutnya. Simak terus ;-)

Naah.. kalian yang punya referensi tempat dengan menu enak di daerah Karawang, Bandung, Cimahi atau Jakarta Selatan, boleh kalian rekomendasikan sini ;-) Thx