Jumat, 20 September 2024

Abdi Kopi, Cimahi

Kemarin, entah bagaimana aku terbawa arus kendaraan iring-iringan TNI, tiba-tiba tempat tujuanku terlewat, dan aku memukan kedai kopi yang sudah lama kudengar namanya, konon katanya pemilik tempat ini adalah salah satu teman SMP-ku, tapi sungguh aku lupa. Nampak luar sepertinya suasana didalam hangat dan intens, begitu masuk aku langsung berpikir, "tipikal kedai yang harus dideskripsikan lewat tulisan". Kenapa? Karena memang sanyaman itu. Bagiku yang selalu mencari tempat agak tertutup, tempat ini memang sangat mengekspose bagian dalam kedai, jelas terlihat dari luar yang memang jalan besar dicimahi. Disamping pintu masuk tersimpan rak helm, buatku sangat pengertian, karena lokasinya benar-benar pinggir jalan raya, akupun akan khawatir jika helm-ku kusimpan diluar meski masih terlihat dari dalam, hehe. Kupilih kursi dekat pojokan, terdengar alunan musik dengan volume yang sopan, tidak mengganggu, tapi cukup untuk mengisi kekosongan suasana. Saat aku datang ada 2 orang pengunjung yang sibuk dengan laptop & tabnya masing-masing, artinya mereka datang sendiri, pun dengan aku. Kami masih bisa fokus dengan kesibukan masing-masing tanpa terganggu suara bising, hanya saja memang suara deru kendaraan cukup terdengar karena memang pinggir jalan raya. Kali itu kupesan segelas "Japanese coffee" asam favoritku, barista merekomendasikan salah satu beans yang mereka punya, Anaerobic Natural Talun Sentosa dari Pangalengan Jawa Barat, milik Arsana. Rasanya aku tidak asing dengan logo dan nama "Arsana", rasa-rasanya orang perkopian yang sudah lama kukenal, tapi aku lupa? Seingatku, biji kopi milik Arsana memang tidak mengecewakan. Intinya aku puasss dengan japanese yang kudapat. Sambil mengerjakan modul mengajar, tiba-tiba aku merasa lapar, kupilih menu yang tidak terlalu berat, pilihanku jatuh pada Omelete Sausage, aku tidak begitu berekspektasi pada menu ini, kupikir akan sama dengan omelete biasanya. Tiba datang pesananku, pada suapan pertama, Masyaa Allah, enak!! Lembuuuut sekali, dan yang mengejutkan, brown sausnya so blended dengan rasa omelete nya, melted bangeeettt, pliss seenak itu! Ketika dua pengunjung lain pulang, hanya aku yang tersisa, dimeja sampingku seorang barista dan rekan kitchen nya duduk, menikmati makan malam dan rokok mereka, cara mereka mengobrol menurutku sangat sopan, berbicara dengan suara pelan, sama sekali tidak menggangu pengunjung. Kenapa kubilang begitu? Karena biasanya, saat sepi pengunjung, pegawai kedai selalu mengobrol dengan suara cukup kencang hingga aku bisa mendengar pembicaraan ringan mereka, menurutku itu agak kurang sopan, menyeduh dan menyajikan pesanan sambil mengobrol, seolah aku tak ada disana. Biasanya aku tak akan datang lagi ketempat seperti itu. Tapi Abdi Kopi, bisa kubilang sangat beretika, dari menyajikan volume musik, pelayanan, hingga obrolan antar pegawai, sangat sopan. Terimakasih. "Tak selalu berarti, namun melahirkan inspirasi", aku terkesan dengan tulisan besar dikaca depan kedai mereka. Setelah masuk, melihat konsep interior, merasakan sajian, dan pelayanannya, aku setuju, kedai ini menginspirasi dan membuatku kembali ingin menulis tentang kedai (lagi), setelah hampir 4tahun aku berhenti menulis. Besok-besok, aku yakin akan kembali kesana. Terimakasih Abdi Kopi, Cimahi.

Toko Roti Aromanis - Kopi Pasar Atas

Nampaknya aku sedang tergila-gila dengan tempat-tempat bernuansa "jadoel". Sudah lama kutahu rekomendasi penjual roti yang "katanya" enak. Tampak depan cukup menarik, meski kurang menjanjikan, namun ternyata, sourdoughnya hmmm! Cukup untukku, enak. Maksud hati aku ingin menulis ini disana, rupanya konsepnya bukan untuk menongkrong, hehe. Tidak ada meja, hanya kursi kayu panjang untuk menunggu pesanan, jadi kupesan saja satu Cranberry Cream Cheese dan segelas Iced Latte. Isian cream cheese di sourdoughnya menarik, aku bukan pecinta sourdough btw, tapi untukku ini agak padat sedikit keras, sedikit, tapi aku suka asam-asam cranberry nya. Yang kutau, pemilik tempat ini sama dengan pemilik salah satu kedai kopi langganannku, jadi untuk latte kuyakin akan enak, namun sepertinya ada sedikit rasa yang berbeda, sedikit tidak lebih creamy dari latte yang biasa kucoba dikedai satunya, tapi masih aman dan bisa kunikmati. Tempat ini cocok sekali untuk take away bekal pagi untuk sekolah / bekerja. Ramah anak, karena "No Smoking & No Vaping". Tidak banyak yang bisa kusampaikan. Tapi, besok-besok aku ingin roti&kopi, one stop place yang cocok sepertinya memang tempat ini.

Resto Jadoel yang namanya belum ingin kusebutkan

 Sebelumnya, mari kita ingat kapan kali terakhir menulis blog? 😬


Kemarin, entah bagaimana aku tiba-tiba merasa ingin coba kopi disalah satu kedai di Cimahi. Tiba-tiba menginspirasi untuk kembali sedikit review tentang kedai-kedai lagi.

Hari ini, entah bagaimana pula aku bisa masuk kesalah satu resto kecil (sebutlah resto), di daerah cisangkan-cimahi. Sudah sejak 2-3thn lalu aku penasaran ingin datang ketempat ini, tapi ntah kenapa belum juga kulakukan. Sejujurnya aku penasaran dengan tempat dengan tema 'jadoel' ini, beberapa kali kulihat di media sosial, tampaknya cukup unik, menarik.

Dari pintu masuk tampak seperti gang biasa, gerbang gayu kecil yang menurutku agak "spooky", tema jadoel nya sangaat terasa. Terlihat sekitar 10-12 orang sedang menikmati waktunya masing-masing, beberapa bersenggama bersama teman-teman semejanya.

Saat melihat menu aku cukup tertarik dengan "Kopi Sanger", kopi khas Aceh yang memadukan kopi hitam dengan kental manis, ada beberapa varian dan kupilih Kopi Sanger Kayu Manis. Tidak berselang lama pesanan kopiku datang, hangat, kuseruput kopiku, tidak begitu manis seperti yang pernah kurasakan di Aceh sana, namun aroma kayu manisnya cukup kuat, rasa kopi dan manisnya tidak terlalu terasa. Sejujurnya aku cukup kecewa, tapi berhubung kopi sanger sendiri berarti "Saling Ngerti", jadi, yasudahlah, kucoba untuk mengerti saja, hehe.

Disini banyak sekali varian menu makanan dan minuman, aku coba pesan Oseng Mercon, makanan khas Jogja katanya, aku tidak tau bagaimana oseng mercon versi jogja asli, yang kutau, masakan ini berbahan dasar iga yang dioseng dengan berbagai macam cabai, itulah mengapa disebut 'mercon', pedas meledak seperti mercon. Tampilan awal cukup menggugah selera, merah segar sedikit berminyak, didominasi oleh sambel mercon, didampingi nasi hangat tentunya, juga goreng bakwan hangat. Sebelum menulis ini aku penasaran, kuicip lagi rasa sambalnya, ternyata masih sama, menurut lidahku yang suka gurih, rasanya kurang, pun dengan sajian utamanya "iga", kudapati hanya satu potong iga bercampur tetelan, sisanya semua potongan tetelan. Kuyakin aku sedang kurang beruntung, hehe. Bakwan (bala-bala dalam basa sunda) hangat cukup mengobati, meski agak padat didalam, dan terlalu kering diluar.

Tapi aku bersyukur mesih diberi nikmat tempat yang nyaman, harum aroma kopi, sambal, gorengan, dan tentu saja kayu manis dari gelasku.

Suara-suara samar dari orang-orang yang berbincang, suara memasak dari dapur, suara kendaraan yang lewat dari komplek sebelah, masih bisa terabaikan dengan suara burung dan tonggeret, khas pedesaan sekali.

Jendela-jendela kayu usang yang dimodifikasi menjadi tembok, beberapa ornamen tanaman hijau pamanis, juga lantai batu kerikil dan kayu jalan setapak sangat memanjakan mataku.

Cukup menarik untuk kalian yang ingin nuansa jadoel, meski pilihan menuku kurang cocok denganku, siapa tau menu lain lebih memuaskan. Jika ditanya apa aku akan datang lagi? Yes! Besok-besok mungkin aku akan coba kembali.😉